Sukses

Profil Joko Widodo, Merintis Jalan Takdir, Menuju Istana

Lahir dari keluarga sederhana, Jokowi tidak pernah bermimpi menjadi presiden ketujuh Republik Indonesia.

Indosiar.com, Jakarta (Rabu : 23/07/2014) Jika kita menoleh ke belakang banyak hal yang mengejutkan melihat perjalanan hidup Joko Widodo. Lahir dari keluarga sederhana, kemudian menjadi pengusaha dan menjadi walikota Solo. Namun bersama Jusuf Kalla yang datang dari latarbelakang berbeda, Jokowi tidak pernah bermimpi menjadi presiden dan wakil presiden ketujuh Republik Indonesia. Berikut profil ringkas Joko Widodo dan pasangannya Jusuf Kalla.

Inilah moment penting, saat Joko Widodo, diakui banyak kalangan, memang memiliki aura sebagai pemimpin. Tampil memukau di panggung di hadapan ratusan ribu pengikutnya, Jokowi bahkan diyakini sedang menuju takdirnya sebagai pemimpin di negeri ini. Masyarakat takkan melupakan peristiwa 4 Juli 2014 di Gelora Bung Karno Jakarta ini, dalam pagelaran musik bertajuk "Konser Salam Dua Jari" ini.

Itulah sepenggal kegiatan kampanye Jokowi, dalam pemilihan presiden yang baru dilaluinya, dan Selasa malam, Jokowi dan Yusuf Kalla, ditetapkan KPU sebagai pemenang. Ternyata Jokowi tidak membutuhkan waktu lama untuk mejadi orang nomor satu di negeri ini.

Tahun 2005 ia masih seorang pengusaha meubel di kota Solo Jawa Tengah, dan tak ada yang mengenalnya, sampai akhirnya ia diajak Ketua PDIP cabang Solo FX Hadi Rudyatmo terjun ke politik dan mencalonkan diri sebagai walikota di daerah itu.

Kendati banyak kalangan meragukannya, termasuk partainya - PDIP, Jokowi bersama Hadi Rudyatmo, di luar dugaan terpilih dan memimpin kota Solo.

Karena dinilai berdedikasi dan kerja keras membangun Solo, Jokowi dan Rudyatmo bahkan kembali terpilih untuk kedua kalinya.

Agustus 2012, Jokowi menarik perhatian masyarakat dengan mobil Esemka-nya, kendaraan karya siswa SMK di Solo. Kemunculannya bersama mobil Esemka ini, menaikkan popularitas dan dipinang PDIP untuk memasuki kancah pertarungan pemilihan Gubernur DKI Jakarta.

Nasib baik seakan selalu bersama pria kelahiran 21 Juni 1961 ini.

Berpasangan dengan Basuki Cahya Purnama, mantan Bupati Belitung Timur, Jokowi di luar dugaan terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Dalam waktu satu tahun delapan bulan, mereka berdua langsung menggebrak ibukota, antara lain, penanganan banjir dengan menormalisasi waduk dan perbaikan drainase, perbaikan saranna angkutan dengan optimalisasi moda transport busway, dan banyak lagi.

Jokowi, kian populer lewat kebiasaan, yang disebut blusukan. Tidak heran, PDI Perjuangan, kembali tak ragu memilihnya untuk bertarung dalam kancah persaingan di level yang lebih tinggi, yakni pemilihan presiden Republik Indonesia. Dan kembali, nasib baik terus mengiringi langkahnya. Berpasangan dengan Yusuf Kalla, Jokowi yang awalnya ragu melangkah, terpilih menjadi presiden di republik Indonesia.

Yusuf Kalla sendiri bukan tokoh sembarangan. Pria berusia 72 tahun ini, selain dikenal sebagai pengusaha sukses, namanya telah lama melambung di pentas nasional sebagai wakil presiden 10 tahun lalu. Ia juga pernah memimpin partai terbesar di negeri ini, Partai Golkar, dan terakhir dipercaya menjadi ketua umum Palang Merah Indonesia.

Maka tak banyak yang menyangka, di usianya yang sudah 72 tahun, ia kembali terjun ke politik, dan meraih lagi kepercayaan masyarakat. Hasil survey, menunjukkan tingkat keterpilihan mereka tinggi, dan terbukti, JK bersama Jokowi, dipercaya membawa perubahan negeri ini, ke arah lebih baik lima tahun ke depan.

Selamat Pak Jokowi, selamat Pak JK, kami menunggu karya kalian berdua untuk Indonesia tercinta. (Tim Liputan/Sup)