Sukses

Jakarta, Wajahmu Dulu hingga Kini

Serangan pasukan Fatahillah mengusir Portugis dari Sunda Kelapa 488 tahun yang lalu, menjadi tonggak berdirinya Kota Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Serangan pasukan Fatahillah mengusir Portugis dari Sunda Kelapa 488 tahun yang lalu, menjadi tonggak berdirinya Kota Jakarta yang terus berkembang menjadi kota metropolitan dengan beragam persoalannya.

Ke Jakarta aku kan kembali. Sepenggal kutipan lagu Koes Plus ini menggambarkan pesona Jakarta yang selalu menarik orang untuk datang mengais rezeki di Ibukota.

Jakarta yang semula bernama Sunda Kelapa bahkan sudah menarik berbagai bangsa untuk menguasai wilayah pelabuhan ini sejak berabad-abad lalu. Pada abad ke-16 Portugis berniat mendirikan benteng di Sunda Kelapa.

Belum selesai benteng dibangun, pada 22 Juni 1527 pasukan yang dipimpin Fatahillah menyerang Sunda Kelapa.

Pada tahun 1619, Belanda berkuasa dan mengubah nama Jayakarta menjadi Batavia. Pada masa penjajahan Belanda itulah Jakarta terus berkembang.

Belanda mendatangkan masyarakat pendatang untuk membangun kota. Sehingga muncullah wilayah komunitas seperti Pecinan, Kampung Melayu, Kampung Ambon, dan Kampung Bali.

Untuk sarana transportasi, Pemerintah Belanda membangun trem yang penumpangnya dibedakan berdasarkan warna kulit, dengan bangsa Eropa sebagai warga utama. Sarana transportasi lainnya seperti delman hingga becak banyak digunakan warga Jakarta.

Di era Gubernur Ali Sadikin, becak dan delman dilarang karena dianggap menyebabkan kemacetan.

Jakarta semakin berkembang terutama setelah berubah status menjadi kota dari sebelumnya merupakan bagian dari provinsi Jawa Barat pada 1959. Gedung-gedung besar dibangun. Penduduk Jakarta pun bertambah pesat.

Namun geliat pembangunan di Ibukota menimbulkan persoalan baru. Masalah utama yang menghantui warga Ibukota adalah banjir yang selalu merendam Ibukota setiap musim hujan tiba.

Sementara kemacetan pun semakin menggila. Pemprov DKI mencoba mengatasinya dengan menghadirkan bus Transjakarta. MRT juga tengah dibangun, namun sejauh ini belum cukup untuk mengatasi kemacetan.

Kota yang bebas banjir, macet dan birokrasi yang tidak berbelit-belit menjadi harapan semua warga Jakarta. Selamat ulang tahun Jakarta. (Nda/Ali)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.