Sukses

Lomba Mewarnai Siswa TK di KBS Berakhir Ricuh

Panitia membantah telah menelantarkan ratusan siswa TK yang tidak mendapatkan akomodasi lomba mewarnai di KBS ini.

Liputan6.com, Surabaya - Sesaknya Kebun Binatang Surabaya (KBS) di Surabaya, Jawa Timur membuat sejumlah siswa sempat mengalami luka dan pingsan. Lomba mewarnai satwa yang digelar Persatuan Guru TK Se-Surabaya ini akhirnya mendapat kecaman dan protes dari para orangtua siswa. Lomba ini diikuti 10.000 siswa TK.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Sabtu (8/8/2015), hal itu dikarenakan panitia tidak mampu mengantisipasi membludaknya peserta sehingga banyak anak yang tidak mendapat perlengkapan untuk mengikuti lomba dan makanan ringan yang dijanjikan. Padahal para siswa ini sudah membayar.

"Banyak (orang) sampai tidak bisa masuk, terjepit. Masuk ya tidak dapat apa-apa, gambarnya tidak, snack-nya juga tidak. Bayarnya Rp 27.000 sama yang lainnya berarti jadi Rp 30.000," ucap salah satu orangtua siswa.

Pihak KBS sendiri mengakui bahwa sebenarnya KBS hanya dipakai tempatnya karena yang mengadakannya adalah Persatuan Guru TK Se-Surabaya."Jadi acara ini sebenarnya KBS itu cuma ketempatan. Acara ini adalah acara dari Ikatan Guru TK Se-Surabaya dengan memakai EO dari Mentari," ungkap Dirut KBS Aschta Nita Boestami.

Namun panitia membantah telah menelantarkan ratusan siswa TK yang tidak mendapatkan akomodasi lomba. Panitia berdalih sudah menyiapkan lebih dari 12.000 perlengkapan lomba.

"Kami membatasi peserta, peserta dibatasi 10.000 tapi karena ada poster, pengumuman, dan spanduk itu dan mereka tahu, mereka datang pada hari H. Dari panitia sudah membatasi," ucap salah seorang panitia.

"Kenapa crowded karena peserta yang masuk lewat pintu masuk kami arahkan ke spot-spot yang telah kami sediakan, mereka tidak mau karena masih ada yang menunggu gurunya, ada lagi yang masih menunggu saudaranya. Jadi kami sediakan di sana ada kosong, tapi mereka tidak ada yang mau," tutup panitia tersebut.

Padatnya KBS juga membuat tidak sedikit peserta lomba mewarnai yang kehausan akibat berdesakan-desakkan. (Vra/Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini