Sukses

Jeritan Perajin Tahu Tempe

Perajin tahu dan tempe di wilayah Ambon, Samarinda, Serpong, dan Pamanukan mulai keluhkan melemahnya rupiah terhadap dolar.

Liputan6.com, Ambon - Sejak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, pengusaha tahu dan tempe di Ambon, Maluku mulai merasakan dampaknya, apalagi bahan baku kacang kedelai seluruhnya diimpor dari Amerika.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (30/8/2015), agar tetap berproduksi, para perajin terpaksa mengurangi ukuran tahu dan tempe karena takut ditinggal pembeli jika menaikkan harga jual. Pengusaha hanya bisa berharap nilai dolar kembali normal sehingga harga kacang kedelai impor juga bisa kembali stabil.

Di Samarinda, Kalimantan Timur, sebagian perajin tahu dan tempe sudah mulai mengurangi produksi sejak beberapa hari terakhir. Mereka terpaksa membiarkan usahanya terhenti akibat tak mampu membeli kacang kedelai impor yang harganya melejit hingga Rp 7.500 per kilogram.

Sebagian pengusaha yang masih bertahan terpaksa hanya memanfaatkan sisa stok kacang kedelai yang ada. Mereka bahkan harus berutang kepada tengkulak karena tidak mempunyai modal yang memadai.

Perajin tempe di Serpong, Tangerang Selatan, Banten juga resah menyusul tingginya harga kedelai di pasaran. Agar produksi tidak makin merosot, mereka terpaksa mengurangi ukuran tempe menjadi lebih kecil. Jika sebelumnya mereka bisa mengolah 5 karung kedelai, kini maksimal hanya 2 karung yang bisa diolah menjadi tempe.

Sementara itu di Pamanukan, Subang, Jawa Barat, perajin tahu dan tempe tidak hanya kesulitan akibat harga kacang kedelai yang terus naik, kondisi mereka juga diperparah dengan sulitnya mendapatkan air bersih untuk mencuci kacang kedelai akibat kemarau berkepanjangan.

Akhirnya, sebagian perajin memilih berhenti beroperasi lantaran tidak mau merugi. Sebagian yang masih bertahan juga terancam gulung tikar seandainya pemerintah tidak segera mengatasi semakin melemahnya nilai rupiah terhadap dolar. (Vra/Ado)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini