Sukses

Begini Kompleks Jamarat Mina 5 Lantai

Kompleks Jamarat Mina saat ini terdiri dari 5 lantai untuk melontar jumrah dengan 12 pintu masuk dan 12 pintu keluar.

Liputan6.com, Mina - Kompleks Jamarat Mina, Arab Saudi bisa dibilang adalah kompleks pejalan kaki yang terbesar di dunia. Pembangunan kompleks Jamarat dimulai tahun 2006 atas perintah Raja Fahd bin Abdul Aziz menyusul sejumlah insiden di Mina yang merenggut ratusan nyawa jemaah haji.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Jumat (25/9/2015), kompleks Jamarat sendiri saat ini terdiri dari 5 lantai untuk melontar jumrah dengan 12 pintu masuk dan 12 pintu keluar. Di masa depan, bangunan bisa ditambah menjadi 12 lantai yang bisa menampung 5 juta jemaah haji sekaligus.

Berikut adalah penjelasan denah tiap lantai berikut pintu masuk dan keluarnya. Lantai dasar diperuntukkan bagi jemaah yang datang dari tenda melalui Jawharah Street dan Suq Al Arab. Usai lontar jumrah, para jemaah bisa kembali ke tenda melalui jalur khusus di sebelah utara dan selatan Jamarat.

Lantai 1 diperuntukkan bagi jemaah yang datang dari arah selatan melalui jalur khusus menuju lantai 1. Usai lontar jumrah, mereka kembali ke tenda melalui jalur di sebelah selatan dan utara Jamarat.

Lantai 2 diperuntukkan bagi jemaah haji yang datang dari kawasan Aziziah melalui jalan baru. Lantai ini juga untuk jemaah yang datang dari arah Mekah untuk para manula. Jemaah haji berkebutuhan khusus disediakan kendaraan listrik yang akan mengangkut mereka ke lantai 2 agar bisa tetap ikut melempar jumrah.

Lantai 3 diperuntukkan bagi jemaah yang datang dari kawasan Syaibain dan Muaisim. Mereka akan melewati 2 terowongan yang berpendingin udara. Usai jumrah, mereka akan keluar melalui lajur jalan yang berbeda dengan lajur untuk masuk.

Lantai teratas dilengkapi dengan tenda dan pendingin untuk melindungi jemaah dari terik matahari. Lantai ini diperuntukkan bagi jemaah yang datang ke Jamarat menumpang kereta rel listrik dan berhenti di 3 stasiun di Mina. Usai lontar jumrah, mereka akan keluar melalui jalur di bagian barat Jamarat.

Meski bangunan Jamarat telah dilengkapi dengan 5 lantai, jemaah haji yang memasuki Mina untuk melontar jumrah dilarang melakukan beberapa hal. Hal itu diantaranya dilarang membawa tas besar dan barang bawaan yang berat.

Jemaah diimbau untuk meninggalkan barang bawaan berukuran besar milik mereka di tenda karena setelah melontar jumrah jemaah akan kembali ke tenda mereka di Mina.

Jemaah juga dilarang menggunakan jalan yang menuju atau keluar Jamarat untuk beristirahat atau bergerombol untuk beristirahat. Kegiatan ini dilarang karena bisa menghambat jemaah lainnya yang berjalan menuju Jamarat atau meninggalkan Jamarat kembali ke tenda.

Kondisi ini kerap kali menyebabkan kecelakaan hingga jemaah haji terinjak-injak. Hal ini juga yang disinyalir menjadi penyebab terjadinya kecelakaan yang merenggut ratusan nyawa Kamis 24 September 2015 kemarin. (Vra)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini