Sukses

VIDEO: Kampung Anti-Atribut Kampanye Pilkada

Kampanye biasanya identik dengan perang spanduk dan poster antarcalon yang bertarung. Namun tidak di Kampung Sondakan, Laweyan, Solo ini.

Liputan6.com, Solo - Masa kampanye biasanya identik dengan perang spanduk dan poster antarcalon yang bertarung. Namun begitu memasuki Kampung Sondakan, Laweyan, Solo, Jawa Tengah, khususnya di RW 5 hingar bingar kampanye pilkada tidak akan ditemukan.

Baik itu alat peraga kampanye dari pasangan calon yang bertarung berupa bendera, balon poster, umbul-umbul maupun stiker. Jadi tidaklah mengherankan jika pepohonan, tiang listrik maupun tembok bangunan semua bersih dari atribut pilkada meski pilkada tinggal 4 hari lagi.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Padi SCTV, Sabtu (5/12/2015), warga RW 5 Kampung Sondakan
memang sepakat untuk menjadikan kampung mereka bebas dari atribut kampanye.

Kesepakatan tidak tertulis itu sudah diberlakukan sejak era reformasi bergulir. Bila ada yang nekat memasang atribut kampanye di wilayah mereka dipastikan atribut itu akan dicopot dalam waktu kurang dari 24 jam. Terkait sikap anti-atribut pilkada inilah alasan mereka.

"Alasannya memang kita mengetahui di berbagai tempat itu sering gesekan antar masyarakat. Bahkan di antara satu kampung kita tidak menginginkan hal itu terjadi. Namun demikian itu tidak berarti kita golput atau apa," jelas Ketua RT 3 RW 5 Sondakan Hernot Sarwani.

Selain untuk menghindari konflik antarwarga, sikap warga Sondakan ini bisa jadi menguntungkan pasangan calon kepala daerah. Karena bisa mengurangi pengeluaran untuk pembuatan dan pemasangan atribut kampanye dan tidak mengotori lingkungan dengan perang stiker dan spanduk di mana-mana.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.