Sukses

VIDEO: Pasca-Longsor, Warga Desa di Bengkulu Terancam Kelaparan

Rel molek atau kereta mungil yang merupakan satu-satunya alat transportasi ke desa putus akibat longsor.

Liputan6.com, Bengkulu - Warga dengan mayoritas penambang emas tradisional dengan 315 kepala keluarga di Desa Lebong Tandai, Kecamatan Napal Putih, Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu terancam kelaparan.

Hal ini karena rel molek atau kereta mungil yang merupakan satu-satunya alat transportasi ke desa putus di beberapa titik akibat longsor setelah diguyur hujan deras dalam beberapa hari terakhir.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Selasa (8/12/2015), akibatnya kondisi rel peninggalan Belanda yang sudah termakan usia itu pun rusak.

Jarak terdekat antara Desa Lebong Tandai dengan Kecamatan Napal putih sekitar 35 kilometer. Sehingga warga sulit membawa sembako dan kebutuhan lain.

Kini harga sembako yang ada di Desa Lebong Tandai melambung hingga 3 kali lipat. Beberapa toko kelontong bahkan tidak menjual stok sembako karena lebih memilih untuk dikonsumsi sendiri, mengingat sembako di desa tersebut semakin langka.

Jika dalam satu pekan ke depan jalur transportasi di Desa Lebong Tandai tidak diperbaiki, warga terancam kelaparan. Apalagi di desa ini juga banyak balita yang membutuhkan asupan gizi.

Selain untuk kebutuhan logistik warga, perbaikan akses transportasi ke Desa Lebong Tandai juga diperlukan untuk memudahkan tim SAR mencari dan mengevakuasi korban longsor.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.