Sukses

Barometer Pekan Ini: Teror Bom di Jantung Jakarta

Ledakan di Jalan Thamrin 14 Januari 2016 lalu bukanlah teror yang pertama kali terjadi di Ibu Kota.

Liputan6.com, Jakarta - Hanya beberapa jam setelah serangan bom di kafe Starbucks, polisi mengungkap pihak yang bertanggungjawab. Polisi menuding kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah atau ISIS berada di balik serangan itu. Melalui medianya, Aamaq News Agency, ISIS juga mengklaim berada di balik serangan itu melalui jaringannya di Asia Tengggara dengan operator Bahrun Naim.

Bahrun Naim Anggih Tamtomo, biasa disapa Bahrun Naim merupakan mantan narapidana kepemilikan senjata api. Ia pernah ditangkap Densus 88 di Klaten, Jawa Tengah pada November 2010. Pada tahun 2012 dia divonis penjara 2,5 tahun. Bebas dari penjara, Bahrun bergabung dengan ISIS di Raqqah, Suriah. Dia menyuarakan dukungan pada ISIS juga mengajarkan cara membuat bom melalui internet.

Ledakan bom di kafe Starbucks bukan kali pertama di Jakarta. Pada 14 September 2000, bom meledak di ruang bawah tanah gedung Bursa Efek Jakarta, menewaskan 15 orang. Kemudian pada 5 Agustus 2003, bom juga meledak di Hotel JW Marriots, kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan. Bom bunuh diri itu menewaskan 12 orang dan 150 terluka. 

Kedutaan besar Australia di Jalan Rasuna Said juga menjadi jadi sasaran pengeboman pada 9 September 2004. Dalam kejadian ini, 9 orang tewas, tapi menurut Austrlia, korban tewas mencapai 11 orang. 

Kemudian pada 17 Juli 2009, ledakan bom bunuh diri kembali mengguncang kawasan Mega Kuningan. Kali ini di sekitar Hotel JW Marriot dan Hotel Ritz Carlton. 9 Orang tewas dan 53 orang luka-luka. Bagaimana gambaran dari kejadian tersebut, saksikan Barometer berikut ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.