Sukses

VIDEO: Operasi Pembebasan Sandera yang Pernah Dilakukan Indonesia

Operasi pembebasan sandera bukan kali pertama dilakukan oleh militer Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - 900 Personel gabungan TNI dikirim ke perairan Somalia untuk membebaskan 20 anak buah Kapal Sinar Kudus. Kapal bermuatan feronikel tujuan Belanda dengan bobot 8.911 ton itu dibajak di tengah laut 350 mil Tenggara Oman.

Sebulan lebih KRI Yos Sudarso dan KRI Halim Perdanakusuma lego di tengah laut. Puncaknya, 1 Mei 2011, 3 searider TNI Angkatan Laut bergerak merapat ke Kapal Sinar Kudus dibantu satu helikopter.

seperti yang ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Sabtu, (2/4/2016), dalam operasi pembebasan sandera 20 ABK Sinar Kudus itu, 4 perompak Somalia tewas. 

Dalam operasi itu Indonesia mengukir sejarah militer di tingkat dunia. Sebab, Indonesia menjadi satu-satunya negara yang pernah membebaskan sandera di tengah laut.

Selain pembebasan sandera Kapal Sinar Kudus di perairan Somalia, 2 operasi lain yang tercatat sejarah ialah Operasi Mapenduma 9 Mei 1996 dan Operasi Woyla pembebasan sandera Pesawat Garuda Indonesia di Thailand.

Dalam operasi Mapenduma, Papua, 9 orang peneliti ekspedisi Lorentz terbebas dari sandera pada 9 Mei 1996. Hal itu setelah Kopassus dibawah komando Mayjen TNI Prabowo Subianto berhasil menyerbu markas OPM di Desa Geselama, Mimika, Papua.

Dalam penyerbuan itu 2 dari 11 sandera tewas. Para peneliti disekap selama 4 bulan.

Pada Operasi Woyla, untuk pertama kalinya penyanderaan bermotif teror terjadi di Indonesia. 5 Pembajak Pesawat Garuda Indonesia 206 rute Jakarta-Medan dibajak hingga ke Bandara Don Muang Thailand.

Kelima teroris pimpinan Imran Bin Muhammad Zein menuntut sejumlah anggota Komando Jihad tahanan kasus Cicendo dibebaskan.

Panglima ABRI Laksamana Sudomo langsung memberangkatkan Kopassandha (Komando Pasukan Sandi Yudha) atau Kopassus kala itu untuk membebaskan 48 penumpang yang terjebak dalam pesawat.

Operasi Woyla berhasil dilakukan dibawah komando Letkol Infanteri Sintong Panjaitan. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.