Sukses

VIDEO: Pemerintah Akan Selidiki Nama-nama Terkait Panama Papers

Pemerintah rencananya akan meneliti nama-nama pengusaha, politikus, dan perusahaan yang tercantum dalam Panama Papers.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menyatakan rencananya untuk meneliti nama-nama pengusaha, politikus, dan perusahaan yang tercantum dalam Panama Papers yang diduga berupaya menghindari pajak dengan berinvestasi di Panama. Tetapi Sandiaga Uno, salah satu nama yang tercantum dalam dokumen Panama menolak tuduhan melakukan kecurangan pajak dengan berinvestasi di negara itu.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Kamis (7/4/2016), hasil investigasi dari Internastional Consortium of Investigative Journalist berhasil membongkar dokumen kekayaan tersembunyi dari para pemimpin dan pebisnis di dunia. Mereka diduga mengemplang pajak dan melakukan pencucian uang.

Investigasi tersebut membocorkan dokumen milik firma hukum Mossack Fonseca yang berbasis di Panama yang lebih dikenal dengan istilah Panama Papers.

Panama dengan wilayah tak lebih luas dari pulau Jawa ternyata menjadi salah satu surga investasi yang menjadi incaran politikus, pebisnis dan pesohor dunia karena menawarkan fasilitas bebas pajak.

Indonesia juga tak luput dari dokumen panama. Tercatat ada 72 nama pengusaha, politikus dan perusahaan yang diduga berupaya menghindari pajak.

Salah satunya bakal cagub DKI Jakarta dari Gerindra, Sandiaga Uno. Tetapi mantan pengusaha ini yakin tidak melakukan kesalahan apapun dalam berinvenstasi di Panama.

Pemerintah berencana mengadakan penyelidikan terhadap nama-nama yang tercantum dalam dokumen panama tersebut.

Sementara itu Ketua DPR menyatakan dengan terungkapnya Panama Papers ini membuat DPR harus lebih meningkatkan fungsi pengawasan.

Munculnya dokumen Panama menimbulkan gejolak di sejumlah negara, salah satunya Islandia.

Perdana menterinya memilih untuk mundur, menyusul bocornya dokumen panama yang menyebut istrinya memiliki perusahaan yang terkait dengan bank negara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.