Sukses

Kopi Pagi: Pengendara Tak Jera Meski Terjaring Operasi Patuh Jaya

Menerobos jalur bus Transjakarta dan melawan arus, inilah perilaku buruk sebagian pengendara sepeda motor maupun mobil di Jakarta.

Liputan6.com, Jakarta - Pelanggaran lalu lintas di Jakarta tiap hari terjadi. Kondisi kemacetan yang parah menjadi alasan sebagian warga Jakarta untuk melanggar tertib lalu lintas seperti menerobos jalur bus Transjakarta atau melawan arah. Bahkan sanksi tilang tak membuat mereka jera. 

Untuk menertibkan pengguna jalan di Jakarta, Polda Metro Jaya menggelar Operasi Patuh Jaya besar-besaran yang melibatkan 1.399 personel dan dilaksanakan mulai 16 hingga 29 Mei mendatang.

Menerobos jalur bus Transjakarta dan melawan arus, inilah perilaku buruk sebagian pengendara sepeda motor maupun mobil di Jakarta. Demi terlepas dari kemacetan mereka nekat melanggar lalu lintas.

Seperti saat polisi menggelar operasi patuh jaya di Jalan Otista, Jakarta Timur, pengendara bukannya berhenti untuk memperlihatkan surat-surat kendaraan tetapi malah melarikan diri, berputar balik dan melawan arus. Berbahaya memang tapi mereka tak peduli.

Dua pelajar yang mencoba menghindari operasi polisi bahkan berakibat fatal. Mereka mengalami kecelakaan. Beruntung tak ada yang cidera berat, meski sepeda motor rusak parah.

Pelanggar tak hanya warga sipil tetapi juga tentara. Dalihnya bermacam-macam seperti tidak tahu maupun terburu-buru. Dalam waktu 2 jam di Jalan Letnan Jendral Suprapto polisi berhasil menilang 300 kendaraan sepeda motor dan mobil.

Akan tetapi, perilaku polisi yang tidak konsisten juga terlihat, seperti membiarkan salah satu mobil dibiarkan melaju meskipun memasuki jalur bus transjakarta.

Operasi Patuh Jaya tak hanya dilakukan polisi saja tetapi juga petugas TNI. Sasarannya kendaraan dinas TNI dan mobil pribadi yang menggunakan atribut TNI.

Seperti mobil pribadi ini diberhentikan petugas Garnisun karena memasang atribut TNI. Tetapi pengendara menolak untuk diberhentikan sejenak untuk diperiksa.

Sikap arogan pengendara yang mengaku keluarga TNI ini pun sempat disesalkan petugas gabungan Operasi Patuh Jaya.

Selain itu, masih banyak perilaku angkutan umum yang ugal-ugalan dan menerobos jalur bus Transjakarta. Seperti metromini. Meski sudah mendapat surat tilang akibat menerobos jalus steril, aksi serupa tetap dilakukan lagi.

Tak heran bila dihari kelima Operasi Patuh Jaya digelar sudah terjaring 30 ribu lebih pelanggar lalu lintas.

Pelanggaran lalu lintas tentu tidak didiamkan saja oleh petugas polisi. Bahkan pihak kepolisian lalu lintas melakukan patroli setiap hari. Namun masyarakat selalu kucing-kucingan dengan polisi. Bila tak ada polisi, aturan lalu lintas pun dilanggar.

Jalur bus Transjakarta diterjang baik mobil maupun motor. Contohnya, fly over yang dikhususkan untuk mobil, sepeda motor pun ikut pula melewatinya. Padahal ini sangat membahayakan karena berada di jalur cepat.

Belum lagi di jalan tol. Bahu jalan yang digunakan untuk kondisi darurat dilabasnya, bukan saja akan menimbulkan kemacetan tetapi juga membahayakan pengendara lain.

Menjaga ketertiban berlalu lintas bukan semata tugas polisi tetapi masyarakat yang harus sadar untuk mematuhinya. Mulai dari diri sendiri untuk tidak ikut melanggar aturan adalah langkah awal untuk menciptakan ketertiban berlalu lintas.

Saksikan selengkapnya dalam rangkuman Kopi Pagi (Komentar Pilihan Liputan 6 Pagi) yang ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (22/5/2016), berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.