Sukses

VIDEO: Penyanderaan 7 ABK WNI, Pemerintah Hidupkan Crisis Center

Crisisi Center bertugas mengidentifikasi berbagai masalah yang terkait penyanderaan serta berkoordinasi dengan pemerintah Filipina.

Liputan6.com, Jakarta - Pemilik Kapal Tunda Charles PT Rusianto, Jumat siang, memastikan belum ada kontak dari kelompok penculik yang menyandera tujuh ABK. Hal itu diungkapkan pada Jumat siang, 24 Juni 2016.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Sabtu (25/6/2016), penyanderaan diduga dilakukan kelompok militan bersenjata Filipina sempalan Abu Sayyaf. Penyanderaan terjadi di perairan Sulu, Filipina bagian selatan, 20 Juni 2016.

Sementara itu, enam ABK yang berlayar kembali menuju Samarinda, Kalimantan Timur, berubah arah, dari tujuan Samarinda ke Balikpapan dengan pengawalan KRI Sidat dan KRI Multatuli.

Kapal Tunda Charles harus menjalani pemeriksaan termasuk enam ABK-nya. Pemeriksaan itu dilakukan di Pangkalan Angkatan Laut Samarinda.

Di Jakarta, Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan seusai memimpin rakor menyatakan, pemerintah menghidupkan Crisis Center. Lembaga ini nantinya bertugas mengidentifikasi berbagai masalah yang terkait penyanderaan ini serta berkoordinasi dengan pemerintah Filipina.

Adapun penyanderaan tujuh ABK WNI oleh kelompok bersenjata Filipina ini adalah untuk ketiga kalinya. Sebelumnya terjadi pada Maret dan April 2016 kemarin.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.