Sukses

Kopi Pagi: Pokemon Go, Gempita atau Bencana?

Gim asal Jepang itu memang sedang mewabah di dunia, tak terkecuali Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Seperti setiap akhir pekan lainnya, Sabtu kemarin, kawasan wisata Monas dibanjiri ribuan pengunjung. Taman Kota yang ditumbuhi pepohonan tentu jadi magnet tersendiri.

Tapi jika Anda perhatikan, ada pemandangan berbeda. Ratusan orang justru terlihat asyik memandangi layar ponsel. Bukan sedang mengirim pesan atau bermain sosial media, namun mereka sedang berburu monster Pokemon.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (24/7/2016), itulah yang sedang mereka mainkan, Pokemon Go. Gim asal Jepang itu memang sedang mewabah di dunia, tak terkecuali Indonesia.

Jika biasanya anak-anak yang mendominasi, tapi Pokemon Go digandrungi seluruh kalangan. Mulai tua, muda, pria, wanita, pelajar hingga aparat keamanan, semua tak luput dari demam Pokemon Go.

Game berformat augmented reality ini memadukan dunia digital dengan dunia nyata. Berbasis global positioning system (GPS), para pemain diharuskan berkeliling untuk mendapat monster Pokemon sebanyak mungkin.

Tak heran, bukan hanya tempat wisata, tapi juga ruang publik. Bahkan lokasi-lokasi yang sebelumnya terbatas untuk kalangan tertentu juga jadi sasaran para gamer.

Pernyataan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) mengungkap sisi negatif game online, termasuk Pokemon Go. Dengan memanfaatkan peta lokasi, setiap orang bisa menelusuri tempat rahasia sekali pun.

Celaka Akibat Pokemon

Tapi itu hanya sebagian kecil dari fenomena gunung es Pokemon Go. Beragam pemberitaan miring juga terus mengiringi. Mulai dari menerobos objek-objek vital, seperti markas militer dan Istana Negara hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

Bahkan, sejumlah orang sampai terluka saking asyiknya bermain Pokemon Go. Seperti seorang pemuda di Bangka Belitung yang lecet di sekujur tubuh dan tangan terkilir akibat tercebur ke laut saat berburu monster Pokemon.

Sementara di Amerika Serikat, seorang pemain Pokemon Go menabrak mobil patroli polisi yang diparkir di pinggir jalan. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam musibah itu.

Tak ayal, kini banyak instansi yang dengan tegas melarang permainan Pokemon Go. Razia pun digelar. Seluruh ponsel diperiksa untuk memastikan tidak ada aplikasi Pokemon Go yang bisa dimainkan.

Ya, sebuah permainan yang mungkin awalnya diciptakan hanya sekadar untuk hiburan ternyata berbuntut panjang. Tapi tentu tanggapan masyarakat tak semuanya sama.

Saksikan selengkapnya dalam rangkuman Kopi Pagi (Komentar Pilihan Liputan 6 Pagi) yang ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (24/7/2016), berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.