Sukses

VIDEO: TNI Klarifikasi soal Penyelundupan Kasus Senjata di Sudan

Kejadian tersebut memang ada. Akan tetapi kejadian tersebut tidak melibatkan satu pun dari personel TNI.

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah media di Sudan, Kamis 19 januari 2017 lalu melansir pernyataan Deputi Gubernur Sudan Utara, telah terjadi penangkapan terhadap personel pasukan perdamaian PBB untuk Sudan, Unamid, asal Indonesia.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Selasa (24/1/2017), pasukan Unamid asal Indonesia diduga ketahuan membawa 29 pucuk senapan Kalashnikov AK-4 pucuk senapan. Enam senapan jenis GM3 dan 61 pucuk pistol berbagai jenis saat memasuki Bandara Al Farish Darfur setelah menunaikan operasi Satgas perdamaian PBB.

Pemerintah setempat menyatakan penyelidikan mendalam atas kasus ini dengan misi perdamaian PBB di Sudan, Unamid juga Kementerian Luar Negeri Sudan.

Namun, berita tersebut dibantah oleh TNI menurut Kapuspen TNI, Mayjen Wuryanto berita tersebut tidak benar. Kejadian tersebut memang ada. Akan tetapi ia mengungkapkan kejadian tersebut tidak melibatkan satu pun dari personel TNI

"Saat ini di Sudan, terdapat dua misi perdamaian Indonesia dibawah bendera PBB, yaitu yang pertama dibawah bendera TNI adalah Unamid. Kedua dari Kepolisian Republik Indonesia yaitu FPU" ungkap Mayjen Wuryanto menambahkan.

Hingga saat ini belum ada konfirmasi dari pihak Polri siapa yang terlibat percobaan penyelundupan senjata ke Indonesia tersebut berasal dari Formed Police Unit (FPU) atau tidak.

Polri pada 19 januari 2017 lalu telah melepas 140 personel pasukan Kontingen Garuda Bhayangkara II ke Sudan. Pasukan ini untuk menggantikan 140 personel kontingan sebelumnya yang dikirim ke pada 26 desember 2015 lalu.

Misi perdamaian di Darfur sudah dilakukan sejak 2008 lalu adalah untuk menjaga keamanan dan melindungi warga sipil di negara tersebut. Akibat perang antara pemerintah dan pemberontak Sudan sejak tahun 2003 lalu.

Simak tayangan video selengkapnya dalam tautan ini. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.