Sukses

Pantang Menyerah: Keteguhan Sulami Si Manusia Kayu Jalani Hidup

Sesekali Sulami si manusia kayu membuat kerajinan tangan untuk membunuh jenuh.

Liputan6.com, Sragen - Ayat-ayat suci terdengar lirih dari kamar sederhana. Kamar kecil yang ditempati Sulami si manusia kayu.

Selama 13 tahun, Sulami lebih banyak menghabiskan waktu di atas tempat tidur. Tubuhnya kaku nyaris tak mampu bergerak.

Tapi semangat perempuan asal Dukuh Selorejo, Sragen, Jawa Tengah ini tak pernah surut.

Nama Sulami mendadak terkenal sejak penyakit langka ankylosis spondylitis diketahui publik. Penyakit ini membuat tubuh Sulami kaku kecuali bagian leher ke atas dan pergelangan tangan. Hingga ia pun sempat disebut manusia kayu.

Anak kedua pasangan Sudarmo dan Painem ini lahir sebagai anak kembar. Sejak berusia 9 tahun, Sulami dan saudara kembarnya Paniyem menderita penyakit yang sama.

Ketika tamat Sekolah Dasar, penyakit Sulami dan Paniyem semakin menjadi. Puncaknya di umur 12 tahun tubuh mereka semakin kaku. Namun, Paniyem tak mampu bertahan.

Empat tahun lalu, Paniyem berpulang ke sang pencipta, meninggalkan si manusia kayu yang hingga kini masih terus berjuang bertahan hidup.

"Ketika berusia 9 tahun sudah ada benjolan di leher, tangan kanan sudah tidak bisa diangkat. Sekitar umur 10 tahunan anggota badannya satu persatu mulai kaku di umur 13 tahun kaku semuanya. Ya, ini sudah ketentuan dari Allah, pilihan Allah mungkin ini yang terbaik untuk saya untuk bisa beribadah dengan iklas," kata Sulami.

Akibat penyakit ini, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sempat menjenguk saat Sulami dirawat di Rumah Sakit Moewardi, Solo.

Sempat dibentuk tim dokter khusus untuk Sulami, namun tak banyak yang bisa diperbuat karena penyakit Sulami ternyata disebabkan faktor genetik.

Sekarang Sulami lebih banyak berada di rumahnya. Sesekali ia membuat kerajinan tangan untuk membunuh jenuh.

"Ya, mengaji dan berzikir. Ya, membuat mainan seperti gantungan kunci, tas , dan mendengarkan radio," pungkas Sulami.

Kegigihan dan ketegaran Sulami pun menyentuh banyak orang.

Satu harapan sederhana si manusia kayu ini, ia hanya ingin bisa hidup normal di tengah keluarga tercinta. "Ingin beribadah dengan ikhlas dan mencari ilmu untuk bekal di kemudian hari dan selalu mendoakan ibu, si Mbah, dan semuanya," harap Sulami.

Saksikan tayangan video kegigihan Sulami si manusia kayu selengkapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.