Sukses

Sosok Minggu Ini: Laurent Pelihara Sejarah RI Lewat Mobil Klasik

Melalui koleksi mobil klasiknya, Laurent mengajak generasi muda untuk mengenal sejarah otomotif di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Laurent Setjodiningrat sangat mencintai mobil-mobil lawas. Bersama keluarganya ia merawat dan melestarikan puluhan mobil klasik ke bentuk semula serta merawatnya.

"Sebetulnya dari kecil bisa dibilang saya sudah diracuni dengan virus mobil klasik. Tiap hari lihatnya mobil klasik, mainnya mobil klasik dan hingga sekarang melanjutkan restorasi ayah saya," pungkas Laurent, seorang pecinta mobil klasik.

Hampir setiap hari Laurent merawat 60 mobil antik yang tersimpan di garasi rumahnya.

"Kalau melestarikan mobil klasik atau merestorasi mobil klasik punya kepuasan tersendiri, sebetulnya dari proses pembangunan dari awal sampai akhir hingga jadi itu kita puas," kata Laurent.

Menurut dia, selain kepuasan memakai mobil klasik, proses pembangunan mobil lebih disukai dan dinikmati. "Mungkin kalau dari segi pemakaian juga ada kepuasan, cuman enggak seberapa lah. Tapi prosesnya itu lebih disukai dan dinikmati," jelas Laurent. 

Mobil klasik keluaran tahun 1908 hingga 1970 bertengger di showroom Laurent. Beberapa di antaranya merupakan mobil yang pernah digunakan mantan presiden Republik Indonesia pertama, Bung Karno.

"Salah satu mobil peninggalan dari Bung Karno, yaitu Chrisyler Windsor keluaran 1947 yang sebelumnya digunakan Jenderal sudirman terlebih dahulu, waktu Ibu Kota masih di Yogyakarta tahun 1947 dan setelah itu tahun 1948 mobilnya dihibahkan pada Pak Karno dan digunakan untuk dinas. Tahun 1955 pun mobil ini pernah digunakan untuk konferensi Asia Afrika di Bandung," papar Laurent.

Selain dari mobil bung Karno, lanjut Laurent, pecinta mobil klasik ini juga mempunyai mobil Chrysler Imperial. Mobil keluaran tahun 1959 ini biasanya hanya digunakan untuk memeriksa barisan atau penyambutan tamu negara.

Lucunya mereka punya cerita di mana mobil ini dimatikan mesinya dan didorong oleh rakyat. Didorong dari Kemayoran sampai ke Istana Merdeka, ini menunjukan kedekatan Bung Karno dengan rakyatnya.

"Jadi ini sebetulnya seperti ada sayapnya di belakang, hanya waktu mobil ini tiba dan dilihat sama Pak Karno. Waktu beliau duduk, posisi peci beliau adanya di bawah sayap mobil, jadi beliau minta bagian sayap dipotong supaya waktu beliau duduk tidak ada yang lebih tinggi dari pecinya" jelas Laurent.

Melalui koleksi mobil klasiknya ini, Laurent Setjodiningrat mengajak generasi muda untuk mengenal sejarah otomotif di Indonesia dari jejak yang ditinggalkannya. "Kalau kita kan sebetulnya memang ingin melestarikan mobil yang ada di Indonesia, karena zaman Belanda saja, mobil di Indonesia itu ada 240 merek. Kalau merek saja ada disini, tapi sekarang yang tersisa cuman segini".

Apalagi kita banyak VW kombi itu yang dieksport ke luar negeri. Sebetulnya sayang juga walaupun itu populasinya masih banyak. Cuma kalau kita bisa melestarikan dalam negeri supaya jangan ke luar apa yang kita punya di Indonesia," pungkas harapan Laurent.

Saksikan video sosok Laurent Setjodiningrat memelihara sejarah bangsa melalui mobil klasik yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Minggu (2/4/2017).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.