Sukses

Addie MS: Sekarang Silent Majority Mulai Bersuara

Menurut Addie MS masyarakat sudah berani menyuarakan ketidaksukaannya terhadap tindakan-tindakan intoleran.

Liputan6.com, Jakarta - Komposer senior Addie MS mengaku sempat takut ketika isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) kembali marak dalam beberapa waktu terakhir. Menurut dia, isu tersebut sangat sensitif sehingga membahayakan bagi negara.

Apalagi, seperti ditayangkan Merawat Persatuan dalam Liputan 6 Pagi SCTV, Kamis (18/5/2017), isu SARA sudah terbukti mampu menghancurkan sebuah negara.

"Sebenarnya isu agama ini digunakan untuk kepentingan memecah belah sudah kita lihat beberapa waktu yang lalu sudah sering digunakan. Kemudian di beberapa negara sudah hancur dengan memakai isu yang sangat sensitif ini, " kata Addie.

Menurut dia, pemerintah seharusnya bisa lebih memperhatikan program-program di sektor pendidikan untuk menanggulangi isu ini. Sebab, menurutnya, isu SARA saat ini sudah menjangkau ke tingkat pendidikan dasar.

Semakin meruncingnya isu SARA, tambah Addie, juga diperparah dengan berita bohong atau hoax yang kian masif. Ia pun mengimbau masyarakat untuk lebih bijak menyikapi berita yang beredar.

"Hoax itu alat pembunuh yang lumayan bahaya. Jadi, setiap kita membaca berita jangan langsung forward, spread, share, atau apa gitu," ucap Addie.

Namun demikian, Addie MS mengaku optimistis dengan sejumlah respons yang ditunjukkan oleh masyarakat. Manurut dia, masyarakat sudah berani menyuarakan ketidaksukaanya terhadap tindakan-tindakan intoleran.

"Sekarang ini banyak orang yang tadinya, katakanlah istilahnya silent majority gitu ya, diem, takut diteror, sekarang semua bersuara. Semuanya yang tadinya silent majority bangkit demi mempertahankan bangsa negara kita. Malalui suara, melalui bunga, melalui balon, melalui lilin, tetapi caranya yang tidak merugikan orang," Addie MS menuturkan.

Saksikan video wawancara dengan Addie MS dalam Merawat Persatuan selengkapnya berikut ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.