Sukses

VIDEO: WNI Disandera, Pengamat Sarankan Utamakan Negosiasi

Meski kelompok separatis terkecil, Abu Sayyaf dinilai paling berbahaya.

Liputan6.com, Tarakan - Rencana latihan gabungan di sejumlah objek vital di Tarakan, Kalimantan Utara, tepat di perbatasan Indonesia, Malaysia dan Filipina, aktivitas personel militer dan polisi meningkat. Namun, mereka makin tertutup.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Malam SCTV, Jumat (1/4/2016), beberapa alutsista tidak terlihat dari posisi semula. Selain itu, awak media tidak diijinkan merekam aktifitas personel TNI untuk alasan keamanan. 

Sempat tersiar kabar, latihan itu sebagai persiapan pembebasan 10 WNI yang disandera Abu Sayyaf.

Sejumlah informasi menyebutkan, para pemberontak Abu Sayyaf telah membawa kesepuluh pelaut Indonesia itu ke Kota Pantai Kalingalan Caluang yang ada di Provinsi Sulu.

Kelompok Abu Sayyaf adalah kelompok separatis terkecil, namun paling berbahaya dan kerap menculik orang demi uang tebusan. Mereka berbasis di Pulau Basilan, Mindanao, Jolo dan Tawi Tawi.

Pengamat terorisme menyarankan pemerintah mengedepankan negosiasi untuk separatis yang diperkirakan berjumlah sekitar 300 orang itu.

Sebelumnya, 10 anak buah Kapal Tunda Brahma 12 dan Tongkang Anand 12 yang mengangkut 7.000 ton batubara disandera kelompok Abu Sayyaf di perairan Filipina Selatan, Sabtu pekan kemarin. Gerombolan teroris itu minta uang tebusan sekitar Rp 14 miliar. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.